Jumat, 11 September 2009

Ilmu bag.3

Alhamdulillah, Washsholatu wassalamu ‘ala Rosulillah saw, amma ba’du.
Alhamdulillah ada waktu untuk menulis postingan ini, untuk melanjuti bahasan kita tentang ilmu, pada postingan yang lalu kita sudah tahu sua alasan mengapa ilmu harus didahulukan dari pada ibadah, serta ilmu apa saja yang wajib kita pelajari. Sekarang kita masuk kepada batasan kewajiban dari masing-masing ilmu itu.
Kita ketahui bahwa ilmu yang wajib kita pelajari adalah ilmu tauhid, ilmu sirri, ilmu syariah. Pada ilmu tauhid, yang wajib dipelajari adalah mengetahui pokok-pokok Ilmu Agama (ushuluddin). Kita harus tahu bahwa kita memiliki tuhan, Allah yang Maha Kuasa, Maha Berkehendak, yang Maha Hidup dan Berfirman, yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat, yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah Tuhan yang bersifat dengan sifat-sifat yang sempurna, maha suci dari kekurangan dan kerusakan, juga suci dari segala indikasi yang baru (ada yang menciptakan). Dia Maha Dahulu tanpa adanya penciptaan dan pendahuluan.
Dan sesungguhnya Nabi Muhammad saw adalah seorang hamba dan Rosul-Nya yang benar dan terpercaya yang datang membawa risalah dari Allah swt, kebenaran dan keorisinilan berita yang disampaikan melalui lisannya akan kehidupan akhirat adalah Haq. Kemudian masalah-masalah yang terkait dengan syi’ar sunah wajib anda ketahui, janganlah kita membuat bid’ah dalam urusan agama Allah swt, apabila perkara itu tidak jelas di dalam Al-qur’an, Sunnah dan Atsar agar kita tidak berada dalam sebuah kondisi yang menghawatirkan.
Semua dalil-dalil Tauhid, pokoknya bersumber dari Al-Qur’an, semuanya sudah diterangkan dalam kitab-kitab yang berisi mengenai pokok-pokok keagamaan ( Ushulid Diyanat). Walhasil, setiap hal yang membuat kita merasa tidak aman dari kerusakkan, karena ketidaktahuan, maka mengetahui ilmunya adalah fardhu dan kita tidak boleh meninggalkan mengetahui ilmunya. Demikianlah semoga Allah memberikan pertolongan dan taufiq kepada kita..
Adapun untuk ilmu sirri atau ruang lingkup ilmu hati yang wajib kita ketahui adalah mengetahui kewajiban-kewajiban dan larangan-larangan bagi hati, sehingga kita berhasil, benar-benar mengagungkan allah, berlaku ikhlas kepada-Nya, niat dan amal kita selamat.
Untuk ilmu syari’ah yang wajib kita ketahui segala ilmu yang memungkinkan bagi kita untuk dapat melakukan kefarduan yang wajib kita lakukan, seperti bersuci (thaharah), sholat dan ilmu puasa. Sedangkan yang berkenaan dengan haji, zakat dan jihad, jika telah nyata bagi kita wajib melakukannya, maka kita pun dituntut untuk harus mengetahui ilmunya, agar dapat melakukannya dengan benar. Jika tidak, maka tidak wajib bagi kita.
Adapun kedudukan guru dalam kita mempelajari ilmu-ilmu tersebut adalah sebagai pembuka dan orang yang mempermudah, proses menghasilkan ilmu dengan guru jauh akan lebih mudah dan lebh enak. Guru itu hanyalah pelantara, berkat rahmat dan anugerah Allah, Dia menjadikan seorang di antara para hamba-Nya yang Dia kehendaki menjadi berilmu, sementara pada hakikatnya Dialah Allah swt sebagai gurunya.
Perlu kita ketahui tahapan menuntut ilmu ini sangatlah sulit dan melelahkan. Tetapi melewati tahapan ini, dapat dihasilkan yang dimaksud dan yang dicita-citakan. Manfaatnya begitu besar tetapi sulit menempuhnya dan besar resikonya. Betapa banyak orang yang melaluinya, tetapi kemudian menyimpang; betapa banyak orang yang menempuhnya kemudian tergelincir; betapa banyak orang yang kebingungan melaluinya; banyak pula orang yang terputus di tengah jalan dalam waktu yang singkat, kemudian ia mondar-mandir pada tanjakkan yang sulit ini selama 70 tahun. Semua perkaranya berpulang pada kekuasaan Allah swt.
Dari imam Ali karramallahu wajhah, ia berkata : “tidaklah menggembirakanku, seandainya aku mati dalam keadaan masih anak-anak, lalu dimasukkan ke dalam syurga, sebelum dewasa dan mengenal Tuhanku, sesungguhnya manusia yang paling mengenal Allah adalah yang paling bagus dalam menjalin hubungan baik dengan-Nya, diantara mereka.”
Wallahu ‘a’lam bishshowab….

2 komentar: